Jumat, 09 April 2010

NASIONALISME BARU CHINA

Oleh: Ahmad Dahlan

Pada akhir pekan lalu (7/3) terjadi insiden di sekitar perairan Laut Cina Selatan sekitar 50 km dari pantai Pulau Hainan. Insiden terjadi ketika kapal pengintai Amerika Serikat (AS) USNS Impeccable hampir bertabrakan dengan kapal China.

Washington menuduh kapal China bergerak dengan sengaja di depan kapal pengintai AS.Ini memaksa para awak kapal untuk melakukan aksi darurat dan menghalangi kapal China itu melakukan aksi lanjutan.China menuduh kapal AS yang tak bersenjata itu sedang melakukan tugas mata-mata.

Insiden antara kapal AS dan Cina merupakan insiden kesekian kalinya yang berpotensi memperumit hubungan militer kedua negara. Pada akhir November 2007, Pemerintah China telah melarang sebuah kapal perang AS, USS Kitty Hawk,bersandar di Pelabuhan Hong Kong.

Pemerintah AS memprotes tindakan tersebut dan meminta Beijing mencabut larangan karena kapal itu bersandar untuk maksud damai dalam rangka merayakan Thanksgiving Day. Beijing bergeming dan kapal perang tersebut harus mundur kembali ke laut bebas. Jauh sebelumnya, pada April 2001, sebuah pesawat pengintai AS jenis EP-3 bertabrakan dengan pesawat tempur China F-8 di atas laut China Selatan.
Pesawat EP-3 tersebut selamat dan mendarat darurat di Pulau Hainan. Begitu diketahui insiden terjadi, Pemerintah China segera mengadakan konferensi pers dan menuntut Pemerintah AS menjelaskan dan bertanggung jawab penuh serta meminta maaf atas insiden yang terjadi.

Setelah perundingan panjang,AS akhirnya meminta maaf dan Pemerintah China bersedia membebaskan semua kru pesawat dari Pulau Hainan,tapi tetap menahan rongsokan pesawat yang rusak akibat pendaratan darurat tersebut.

Abad Penghinaan

Insiden tersebut melengkapi serangkaian sikap keras China kepada beberapa negara atas apa yang dipersepsikannya sebagai pembalasan terhadap satu abad penghinaan (century of humiliation) dari kekuatan-kekuatan asing terhadap bangsa dan pemerintahan China. Insiden tersebut juga dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana posisi China saat ini di mata negara lain, bahkan di mata negara adikuasa semacam AS.

Pada sisi lain,insiden itu juga bisa menggambarkan secara sekilas pola baru nasionalisme dan patriotisme yang tengah terbangun di China seiring perkembangan pesat negeri itu di bidang ekonomi dan militer. Tidak ada yang menyangkal bahwa China saat ini telah berkembang maju sedemikian rupa dan tinggal menunggu waktu untuk muncul menjadi negara adikuasa.

Namun, bangsa China tidak akan pernah lupa atas abad penghinaan, yaitu kurun waktu antara penjajahan Inggris sekitar 1840-an (yang dikenal dengan Opium War) hingga penjajahan Jepang pada Perang Dunia I dan II.

China pada masa sebelum terbentuknya pemerintahan People’s Republic of China (Republik Rakyat China/RRC) adalah China yang lemah dan m e n j a d i sasaran eksploitasi bangsabangsa asing. Apa pun yang diminta bangsa asing dengan mudah diberikan China, termasuk Hong Kong dan Makau yang jatuh ke Inggris melalui perjanjian Treaty of Nanjing pada 1842.

Kekuatan Ekonomi dan Militer China

Munculnya China yang kuat kemudian tidak lepas dari serangkaian kebijakan yang digariskan pemimpin China pascapembetukan RRC seperti Mao ZeDong, Deng Xiao Ping maupun Jiang Ze Min dan Hu Jin Tao.Di bawah kepemimpinan para tokoh visioner China tersebut,RRC telah melakukan lompatan jauh ke depan (the great leap) dan bertransformasi menjadikan China sebuah negara yang kuat dan kaya serta sangat disegani di dunia internasional.

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mendekati angka 10% (double digit growth) selama 8 tahun terakhir secara berturut-turut,China diramalkan akan mengungguli perekonomian Jerman dalam jangka 5 tahun mendatang. Selanjutnya China akan mengambil alih posisi Jepang sebagai ekonomi nomor dua dalam 15 tahun ke depan dan untuk selanjutnya diramalkan menggeser AS dalam kurun waktu 50 tahun ke depan.

Selama dekade 1978 hingga 2007,warga perdesaan telah bertambah 30 kali lipat,warga perkotaan bertambah 40 kali lipat. Sementara itu cadangan devisa China yang pada tahun 1978 adalah USD1 miliar kini hampir berlipat ganda menjadi USD2 miliar.Jumlah itu merupakan cadangan devisa terbesar di dunia.

Kemajuan ekonomi yang begitu pesat tentu saja berimbas pada peningkatan belanja militer China yang pada gilirannya menjadikan China sangat kuat di bidang persenjataan.Mereka didukung oleh posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan termasuk dalam The P- 5 (Power Five), yaitu lima negara yang memiliki kapasitas dan sumber daya untuk melancarkan perang nuklir,serta didukung pula oleh sumber daya manusia yang hampir akan mencapai 2 miliar pada pertengahan abad ini.

Agenda Strategis China

Salah satu kekhawatiran yang cukup serius bagi China adalah adanya persepsi bahwa AS berniat melakukan hegemoni global yang berarti akan mengganggu proses agenda strategis China. Kemajuan persenjataan berteknologi tinggi AS yang penggunaannya sangat efektif sebagaimana diperlihatkan ketika terjadi “perang teluk” sangat mengejutkan pihak angkatan bersenjata China,PLA (People’s Liberation Army),sehingga mengakibatkan China melakukan revisi doktrin militernya untuk melaksanakan active defence.

Walaupun China tidak melihat AS akan melakukan penyerangan militer terhadap RRC,mereka memperkirakan bahwa AS akan berusaha menghalangi kepentingan politik RRC. Terhadap Jepang pun demikian pula. Mayoritas pimpinan RRC menganggap Jepang sebagai ancaman terhadap keamanannya. Jepang dianggap akan terus menghalangi klaim RRC di Laut China Selatan dan akan menentang eksploitasi sumber energi di wilayah laut tersebut.

China juga merasa khawatir dengan kemajuan yang dicapai militer Jepang.Kekhawatiran China disebabkan tiga hal. Pertama, kemampuan dan kemajuan teknologi Jepang yang luar biasa akan dengan mudah digunakan untuk membangun mesin perang militernya. Kedua, kemampuan Jepang akan menghalangi setiap ambisi China menjadi kekuatan maritim dengan cara mengembangkan sendiri kemampuan angkatan laut dan angkatan udaranya.

Ketiga,proyeksi kemampuan Jepang (teknologi dan militer) untuk melawan China tanpa bantuan dari AS,terutama pada saat kekuatan militer AS meninggalkan kawasan Asia Timur. China pada tahun ini akan memperingati hari jadinya yang ke-60.Berbagai acara besar sudah dirancang untuk merayakan hari bersejarah yang jatuh pada setiap tanggal 1 Oktober.

Acara tersebut termasuk parade militer di Lapangan Tiananmen yang sudah absen selama 5 tahun terakhir. Dapat dipastikan China akan memamerkan seluruh kekuatan bersenjatanya lengkap dengan perlengkapan militer canggih yang paling mutakhir dari ketiga angkatannya pada hari itu. Naga raksasa yang lama tidur tersebut telah bangun.(*)
http://www.ahmadheryawan.com/opini-media/internasional/2368-nasionalisme-baru-china.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



supercar,cars used,cheap rental car,rental car discounts,car audio supercar,cars used,cheap rental car,rental car discounts,car audio supercar,cars used,cheap rental car,rental car discounts,car audio supercar,cars used,cheap rental car,rental car discounts,car audio